Para Pemain Bintang
Gianni Rivera
Giovanni ("Gianni") Rivera (lahir di Alessandria, Italia, 18 Agustus 1943; umur 69 tahun) merupakan mantan pemain sepak bola Italia yang memenangkan Pemain Terbaik Eropa pada tahun 1969. Dia sekarang berkarier sebagai politikus. Dia dipanggil golden boy dalam sepak bola Italia.
Gelar
• Coppa Italia (1967, 1972, 1973, 1977)
• Serie A (1962, 1968, 1979)
• Piala Winners (1968, 1973)
• Liga Champions (1963, 1969)
• Piala Interkontinental (1969)
• Piala Eropa (1968)
Ruud Gullit
Ruud Gullit (lahir di Amsterdam, Belanda, 1 September 1962; umur 50 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Belanda. Ia bersama dengan Marco van Basten dan Frank Rijkaard merupakan bagian dari timnas sepak bola Belanda yang memenangkan Piala Eropa pada tahun 1988. Ruud Gullit, yang sebenarnya bernama Ruud Dil, lahir di Amsterdam sebagai anak di luar nikah dari seorang Suriname bernama George Gullit dan wanita asli Amsterdam bernama Ria Dil. George Gullit berhijrah dari Suriname pada tahun 1958 dengan istri dan ketiga anaknya. Ria Dil adalah wanita simpanannya. Mudah dicirikan karena memiliki gaya main yang begitu keras, berbadan besar, dengan tendangan yang sangat akurat, serta ciri khasnya, rambut gimbal yang unik. Sekarang menjabat sebagai pelatih salah satu klub di amerika , Los Angeles Galaxy.
Marco Van Basten
Marcell "Marco" van Basten (lahir di Utrecht, Belanda, 31 Oktober 1964; umur 48 tahun) adalah seorang mantan pemain sepak bola berkebangsaan Belanda. Ia adalah mantan pelatih tim sepak bola Belanda dan mantan pelatih Ajax Amsterdam. Sebelumnya, semasa masih menjadi pemain ia bermain untuk tim Ajax Amsterdam dan A.C. Milan pada tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an. Ia dikenal sebagai salah satu penyerang depan yang handal di sepanjang sejarah dan mencetak sebanyak 276 gol dalam kariernya. Dikenal atas kekuatannya dalam penguasaan bola, kemampuan taktis serta tendangan keras dan volinya yang spektakuler, van Basten meraih penghargaan Pemain Sepak bola Terbaik Eropa sebanyak tiga kali (tahun 1988, 1989 dan 1992) juga Pemain Terbaik Dunia FIFA pada tahun 1992. Kariernya sangat singkat, pada umur 29 tahun, ia sudah pensiun karena cederanya yang parah dan kambuhan. Bahkan, pada penghormatan terakhirnya di San Siro, membuat pelatih Milan saat itu, Fabio Capello menangis.
<iframe width="450" height="390" src="http://www.youtube.com/embed/rw7Pkm0IYCQ?feature=player_detailpage" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
George Weah
George Manneh Oppong Ousman Weah (lahir di Monrovia, 1 Oktober 1966; umur 46 tahun) adalah seorang politikus dan mantan pemain sepak bola Liberia. Weah dilahirkan pada 1966 dari keluarga dengan 12 anak dan tumbuh di lingkungan kumuh di Monrovia. Pada tahun 1995, ia meraih penghargaan Pemain Terbaik FIFA, sehingga merupakan orang Afrika pertama yang meraih gelar tersebut, Pemain Terbaik Eropa, serta Pemain Terbaik Afrika. Ia sering dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola Afrika terbaik sepanjang masa. Sepanjang kariernya, ia telah bermain di beberapa klub di Eropa, termasuk Monaco, Paris Saint Germain, dan AC Milan. Meskipun sukses di klub, ia belum pernah mencicipi ajang Piala Dunia FIFA bersama dengan tim nasional sepak bola Liberia. Sejak pensiun, Weah beralih menjadi politikus. Ia dikalahkan oleh Ellen Johnson-Sirleaf dalam pemilu presiden Liberia pada Oktober dan November 2005.
Karier sepak bola
• Invincible Eleven (Liberia)
• Tonnerre Yaoundé (Kamerun)
• 1988-1992 - Monaco
• 1992-1995 - Paris Saint Germain
• 1995-2000 - AC Milan
• 2000 - Chelsea
• 2000 - Manchester City
• 2000-2001 - Olympique Marseille
• 2001 - Al Jazeera FC (Uni Emirat Arab)
Andrey Shevchenko
Pada tahun 1999, Shevchenko bergabung dengan Milan dengan biaya transfer sebesar $26 juta dan telah menjadi salah seorang pemain terpenting Milan. Sejak bergabung dengan Milan, dia telah dua kali meraih gelar Seri A, pada musim 1999-00, dan 2003-04. Selain itu, dia juga telah satu kali mencicipi gelar Liga Champions UEFA pada musim 2002-03. Pada Liga Champions musim 2005-06 ia mencetak sejarah sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah kompetisi klub Eropa. Ia merupakan pencetak gol terbanyak kedua sepanjang sejarah bagi Milan di belakang Gunnar Nordahl dengan 175 gol.
<iframe width="450" height="390" src="http://www.youtube.com/embed/kC4IYoxc8PU?feature=player_detailpage" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Kaká (Ricardo Izecson dos Santos Leite)
Kaká dilahirkan di Brasília, Brasil pada tanggal 22 April 1982, ia merupakan anak dari pasangan Simone Cristina dos Santos Leite dan Bosco Izecson Pereira Leite. Kaká mempunyai adik laki-laki, Rodrigo, yang dikenal sebagai Digão, yang mengikuti langkahnya bermain bola di Italia. Nama panggilannya Kaká, diambil dari bahasa aslinya, Bahasa Portugis, yang diucapkan seperti ejaannya, dengan penekanan pada suku kata kedua yang ditandai dengan aksen. Itu biasa dipakai untuk menyingkat nama "Ricardo" di Brasil, bagaimanapun juga, Kaká mendapatkan nama panggilannya dari adiknya, Rodrigo, yang tidak bisa mengucapkan kata "Ricardo" ketika mereka masih kecil. Rodrigo memanggil kakaknya "Caca" yang kemudian berganti menjadi Kaká. Di Eropa ia dikenal dengan pamnggilan RickyKaka. Pada bulan September 2000, di usia 18 tahun, Kaká mengalami ancaman pada kariernya dan kemungkinan patah tulang belakang yang menyebabkan lumpuh sebagai akibat dari sebuah kecelakaan kolam renang. Hal yang terburuk tidak terjadi dan Kaká pulih sepenuhnya dari insiden itu. Dia bersyukur kepada Tuhan atas kesembuhannya dan sejak saat itu ia menyumbangkan penghasilannya untuk Gerejanya. untuk itulah setiap kali ia mencetak gol tangannya selalu di arakan ke atas, bertanda rasa terimah kasih kepada Tuhan.Begitupun bajunya,di balik baju olahraganya ada baju dengan tulisan seperti I belong to Jesus dan sebagainya. Tulisan itu biasanya ditunjukkan sesudah mencetak gol atau saat akhir pertandingan di stadion. Kaká menandatangani kontrak dengan São Paulo pada usia 15 tahun dan memimpin tim juniornya pada kemenangan ‘Copa de Juvenil’. Ia memulai debutnya di São Paulo FC tahun 2001 ketika di berusia 18 tahun. Pada musim pertama, ia mengoleksi 12 gol dalam 27 pertandingan dan 10 gol dalam 22 pertandingan di musim berikut. Pada usia 17 tahun, ketika ia masih dalam tim junior, Sao Paulo berniat menjual Kaká ke tim dari Liga divisi 1 Turki, Gaziantepspor. Transaksi tidak terjadi, karena manajer Gaziantepspor, Nurullah Sağlam, dan dewan pengurus tim itu menolak untuk membayar $1.5m untuk pemuda 17 tahun itu. Setelah bergabung dengan tim senior São Paulo FC, penampilan Kaká menarik perhatian klub-klub Eropa. Dia bergabung dengan AC Milan(Satu paket dengan adiknya,digao) dengan bayaran US $8.5 m, jumlah yang dianggap sedikit oleh pemilik klub Silvio Berlusconi. Dalam sebulan, ia telah masuk ke dalam tim utama dan sejak saat itu pula ia menjadi starter. Debutnya di Serie A adalah ketika Milan bertandang melawan A.C. Ancona, menang 2-0. Dia menghasilkan 10 gol dalam 30 pertandingan pada musim itu, memenangkan Serie A dan Piala Super Italia. Kaká adalah bagian inti dari lima orang pemain tengah pada musim 2004-2005, biasa bermain dalam posisi penyerang bayangan di belakang striker Andriy Shevchenko. Dia mengoleksi 7 gol dalam 36 pertandingan liga dan juga memenangkan Piala Super Italia bersama dengan klubnya. Milan meraih posisi kedua setelah Juventus di Serie A dan dalam partai final dengan Liverpool pada adu penalti di Piala/Liga Champions. Salah satu gol Kaká yang sangat menakjubkan adalah ketika melawan Fenerbahçe SK di pertandingan pertama AC Milan dalam Piala/Liga Champions 2005-06, Rossoneri menang 3-1. Gol itu membuatnya disamakan dengan Diego Maradona, karena Kaká memulai larinya dari tengah lapangan dan melewati tiga ganjalan sebelum memasuki daerah penalti dan menyelesaikannya dengan shot rendah di bawah kiper Fenerbahçe, Volkan Demirel. Pada 9 April 2006, ia membuat tiga gol pertamanya dalam pertandingan melawan Chievo Verona. Ketiga golnya dihasilkan pada babak pertama. Pada 2006, Real Madrid menunjukkan ketertarikannya menggaet bintang 25 tahun ini, tetapi Milan dan Kaká menolak untuk menjual. Kaká telah menandatangani perpanjangan kontrak dengan Milan hingga 2011. Pada 1 November 2006, AC Milan lolos babak penyisihan Piala/Liga Champions setelah Kaká membuat tiga gol yang membantu timnya menang 4-1 melawan R.S.C. Anderlecht. Ini adalah tiga gol keduanya di Milan dan tiga gol pertamanya di kompetisi Eropa. Kemudian pada tanggal 8 Juni 2009, Kaká bergabung dengan Real Madrid dengan kontrak 6 tahun, dengan nilai transfer yang diperkirakan sekitar 65 Juta Poundsterling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar